APIKRI is a fair trade organization that combines community development and market development for micro and small enterprises (UMK). Their missions are to increase business capacity, facilitate marketing, strengthen micro and small business actors in the dynamics of the national economy, and strengthen the administration of fair commerce as an instrument of economic democracy.
APIKRI was founded in 1987. At that time the name was the Marketing Association of the People's Handicraft Industry, which was abbreviated as APIKRI. In 1989 there was a change in the name of APIKRI for the first time. Become the Association for the Development of the Indonesian People's Handicraft Industry. The name changing signs that APIKRI pays attention to micro and small businesses is not just on marketing issues.
Then in 1990, the name APIKRI changed again for the second time as well as officially becoming a legal entity. Their name changed to the Indonesian People's Handicraft Industry Development Foundation "APIKRI". Popularly called the APIKRI Foundation or APIKRI Foundation.
APIKRI established a new office and showroom in 2000 to carry out community development activities as well as to facilitate export and local sales for families of small and medium micro craftsmen. Then in 2002 the foundation was formulated to become the KSU APIKRI cooperative.
More than 500 families have become members of APIKRI since 1987. They come from Yogyakarta, Central Java, East Java, Bali and Lombok. Since they joined, more than 100 families receive craft orders every year.
In practice, APIKRI implements a marketing strategy in the form of increasing the ability of micro and small business actors to find and create their own market, bring together micro and small business actors with potential markets such as exhibitions, and carry out practical actions for export and local marketing.
APIKRI also held training as part of an effort to improve the quality of human resources and product quality. The training was conducted in several cities in Indonesia including Mamuju, Amuntai, Pasuruan, Semarang and Bangka.
APIKRI's main market is 90% exports, there are approximately 15 buyers from the USA, Europe (United Kingdom (UK), France, Netherlands, Spain, Luxembourg), Asia (Japan) and Australia. For domestic APIKRI provides retail and whole sale.
APIKRI Menerapkan Model Ekonomi Rakyat dengan Prinsip Perdagangan yang AdilAPIKRI adalah organisasi perdagangan yang adil yang menggabungkan pengembangan masyarakat dan pengembangan pasar bagi usaha mikro dan kecil (UMK). Misi mereka adalah meningkatkan kapasitas usaha, memfasilitasi pemasaran, memperkuat pelaku usaha mikro dan kecil dalam dinamika perekonomian nasional, dan memperkuat penyelenggaraan perdagangan yang adil sebagai instrumen demokrasi ekonomi.
APIKRI didirikan pada tahun 1987. Saat itu bernama Asosiasi Pemasaran Industri Kerajinan Rakyat yang disingkat APIKRI. Pada tahun 1989 terjadi perubahan nama APIKRI untuk pertama kalinya. Menjadi Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia. Perubahan nama tersebut menandakan bahwa APIKRI menaruh perhatian pada usaha mikro dan kecil tidak hanya pada masalah pemasaran.
Kemudian pada tahun 1990, nama APIKRI berubah lagi untuk kedua kalinya sekaligus resmi menjadi badan hukum. Nama mereka berubah menjadi Yayasan Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia �APIKRI�. Populer disebut Yayasan APIKRI atau Yayasan APIKRI.
APIKRI mendirikan kantor dan showroom baru pada tahun 2000 untuk melaksanakan kegiatan pengembangan masyarakat serta memfasilitasi penjualan ekspor dan lokal bagi keluarga pengrajin mikro kecil dan menengah. Kemudian pada tahun 2002 dibentuk yayasan menjadi koperasi KSU APIKRI.
Lebih dari 500 KK menjadi anggota APIKRI sejak 1987. Mereka berasal dari Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Lombok. Sejak bergabung, lebih dari 100 keluarga menerima pesanan kerajinan setiap tahun.
Dalam pelaksanaannya, APIKRI menerapkan strategi pemasaran berupa peningkatan kemampuan pelaku usaha mikro dan kecil untuk mencari dan menciptakan pasar sendiri, mempertemukan pelaku usaha mikro dan kecil dengan pasar potensial seperti pameran, dan melakukan tindakan praktis untuk ekspor. dan pemasaran lokal.
APIKRI juga mengadakan pelatihan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas produk. Pelatihan dilakukan di beberapa kota di Indonesia antara lain Mamuju, Amuntai, Pasuruan, Semarang dan Bangka.
Pasar utama APIKRI adalah 90% ekspor, ada sekitar 15 pembeli dari Amerika Serikat, Eropa (Inggris (Inggris), Prancis, Belanda, Spanyol, Luksemburg), Asia (Jepang) dan Australia. Untuk dalam negeri APIKRI menyediakan layanan retail dan whole sale.