Empowerment is one of the efforts to improve the welfare of the community. The craftsmen are invited to empower themselves to be able to improve their welfare.
“Community empowerment is a series of deliberate actions to increase empowerment in making good life changes from time to time. Empowerment requires a lot of time and continuous assistance," said Athi 'Munzilah, a representative from APIKRI in a broadcast event with the "Kawruh Seputar UMKM" segment held by RRI.
He explained that the people referred to in this case are craftsmen. In this case, APIKRI acts as a facilitator for craftsmen and provides assistance and helps someone to be able to help himself.
In the Qur'an it is said that "Allah will not change a people but the people themselves who change". The meaning of the verse in this case is that the community becomes the main actor and other people as the lighter means encouraging that person to move.
He explained that the community is the main actor, the community that can increase their capacity, this increase can be from above or from below. A good improvement is from oneself, while if it is from outside it is a facilitator. In the role of the facilitator may not take the entire role. The impact is that if all roles are taken, the community will depend on the facilitator.
“There are two focuses in community empowerment, namely changes in the people and in the products. Apikri's job is to help them to upgrade themselves so they don't depend on APIKRI." he said.
In this case, the message conveyed is how artisans develop self-confidence, a sense of responsibility and creativity so that they can develop market information that they can sell at a reasonable price.
The strategy applied by APIKRI in empowering the community consists of 3 stages, (1) Empowering artisans so that they can find their own market. (2) Provide opportunities for craftsmen to meet potential markets. (3) When both methods do not result in an order transaction, Apikri takes on the role of being the market participant. Be the mediator.
Community empowerment is considered successful if the craftsmen no longer depend on the facilitator and are able to share their knowledge with the small crafters. This can be a cross-subsidization of knowledge between craftsmen and facilitators.
In addition, Apikri also plays a role in discussing the price of handicrafts to be exported, product feasibility and institutional certification and products from APIKRI craftsmen.
Kala APIKRI Berperan Jadi Fasilitator Perajin untuk Berdayakan MasyarakatPemberdayaan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para perajin diajak untuk memberdayakan dirinya sendiri agar mampu meningkatkan kesejahteraan.
“Pemberdayaan masyarakat adalah serangkaian tindakan yang disengaja untuk meningkatkan pemberdayaan dalam melakukan perubahan kehidupan yang baik dari waktu ke waktu. Dalam pemberdayaan memerlukan waktu yang tidak sebentar dan pendampingan terus menerus," kata Athi’ Munzilah, perwakilan dari APIKRI dalam acara siaran dengan segmen “Kawruh Seputar UMKM” yang digelar RRI.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah perajin. Dalam hal ini APIKRI berperan sebagai fasilitator untuk perajin dan melakukan pendampingan serta menolong agar seseorang mampu menolong dirinya sendiri.
Dalam Al-Qur’an dikatakan bahwa “Allah tidak akan mengubah suatu kaum melainkan kaum itu sendiri yang berubah”. Maksud dari ayat tersebut dalam hal ini, masyarakat menjadi pelaku utama dan orang lain sebagai pemantik artinya mendorong orang tersebut untutk bergerak.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat sebagai pelaku utama, masyarakat yang bisa meningkatkan kapasitas diri, peningkatan ini bisa dari atas dan bisa dari bawah. Peningkatan yang baik adalah dari diri sendiri, sedangkan jika dari luar itu adalah fasilitator. Dalam peran fasilitator tidak boleh mengambil seluruh peran. Dampaknya jika semua peran diambil maka masyarakat akan ketergantungan pada fasilitator.
“Fokus dalam pemberdayaan masyarakat ini ada 2, yakni perubahan di orangnya dan di produknya. Tugas apikri itu membantu mereka untuk mengupgrade diri supaya mereka tidak tergantung kepada APIKRI.” ungkapnya.
Dalam hal ini, pesan yang disampaikan adalah bagaimana perajin menumbuhkan rasa percaya diri, rasa tanggung jawab dan kreatifitas sehingga bisa mengembangkan informasi pasar yang bisa mereka jual dengan harga yang layak.
Strategi yang diterapkan APIKRI dalam pemberdayakan masyarakat ada 3 tahap, (1) Pemberdayakan perajin agar bisa menemukan pasarnya sendiri. (2) Memberi kesempatan untuk perajin untuk bertemu dengan pasar potensial. (3) Ketika kedua cara tidak sampai terjadi transaksi order, maka apikri mengambil peran menjadi pelaku pasarnya. Menjadi pelaku mediatornya.
Pemberdayaan masyarakat dianggap berhasil jika para perajin tidak lagi bergantung pada fasilitator serta mampu membagikan ilmunya pada perajin yang masih kecil. Hal ini dapat menjadi subsidi ilmu secara silang antara perajin dan fasilitator.
Selain itu, apikri juga berperan dalam mendiskusikan harga kerajinan yang akan di ekspor, kelayakan produk serta sertifikasi Lembaga dan produk dari perajin APIKRI.